"Jangan keras-keras kalau glegekan atau bersin, di samping menjaga perasaan orang lain. Mungkin di sampingmu ada orang yang lama tidak makan. Sedangkan kamu glegekan terus. Jadi, orang itu tersinggung," tutur Kiai Miftach.
Adab atau tuntunan ini sepertinya memang hal kecil, dan semestinya bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. Tapi lantaran sikap sebaliknya telah menjadi kebiasaan, mengubahnya tidaklah mudah. Kendati demikian, Kiai Miftach mengingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata yang harus diperangi.
"Inti hadits ini meminta kita agar ngempet (menahan). Glegekan itu jangan keluar suara, wahing itu di-empet. Itu (glegekan dan bersin dengan suara keras) kesenangan setan. Padahal kita tahu bahwa setan musuh bebuyutan kita. Setan diciptakan memang untuk mengganggu kita. Setan tidak pernah istirahat, tidak pernah kesal," ucapnya.