“Orang bilang, penyakit itu harus dihadapi dengan hati bahagia. Tapi, saya benar-benar terpuruk, putus asa. Dan itu membuat saya menarik diri dari kehidupan sosial. Saya mengurung diri di rumah, tak berani keluar dan mendengar orang-orang yang terus menanyakan kondisi saya, meminta saya untuk operasi dan kemo. Saya benar-benar merasa sudah diujung kematian,” katanya.
Di tengah keterpurukan itu, There beerkonsultasi dengan dosen pembimbing S3 nya.
“Beliau berkata, Tuhan itu punya rencana, nggak mungkin tidak, dan rencana Tuhan itu pasti baik. Ayo kita berjuang bersama-sama. Kamu tahu penyakit ini, kamu paham cara mencegahnya, ayo, jangan menyerah, Tuhan pasti punya rencana baik untukmu,” kenang Dosen Patologi Unair ini.
Setelah bertemu dengan dosen pembimbingnya itu, muncul semangat dalam diri There. Berbekal pengetahuan yang ia kuasai, ia berjuang untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Meski ia tahu, penyakit ini belum ada obatnya dan tidak akan sembuh.