“Memang Mbah Hasyim yang kita tahu beliau belajar di berbagai pondok, antara lain di Probolinggo, pesantren langitan di Tuban, pesantren pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, lalu bertabarruk ke Siwalan Panji ke Mbah KH Ya’kub,” ungkap kiai yang biasa disapa Gus Hasyim Hamdaniyah ini, sebagaimana dikutip dari youtube NU Online, Selasa (16/5/2023).
Gus Hasyim melanjutkan, di pesantren Siwalan Panji, KH Hasyim Asy’ari berguru kepada KH Ya’kub dan KH Abdurrohim. Karena kealiman dan ketawadhuan KH Hasyim Asy’ari, para santri mengangkatnya sebagai ‘lurah pondok’. Saat itulah, KH Ya’kub semakin mengenal lebih jauh sosok KH Hasyim Asy’ari, yang menurutnya terampil dalam cabang ilmu agama Islam, tawadhu, hormat kepada guru, dan istiqomah.
Mengetahui kecerdasan dan akhlak KH Hasyim Asy’ari, akhirnya KH Ya’kub menikahkan KH Hasyim Asy’ari dengan putrinya yang bernama Khadijah. Beberapa waktu setelah pernikahan dilangsungkan, KH Ya’kub meminta agar KH Hasyim Asy’ari dan istri pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menimba ilmu lagi.
“Saat di Makkah, lalu istri Mbah Hasyim hamil. Pas melahirkan anak pertamanya, Khadijah istri Mbah Hasyim wafat. Wafat di Makkah,” tuturnya.