Pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA itu menambahkan perayaan hari raya sebaiknya tidak berlangsung lama-lama karena banyak menghambat siklus perekonomian pasar. Oleh karena itu, tradisi hari raya di kediaman Gus Baha hanya pada hari pertama dan malam hari ke dua Syawal.
Gus Baha mengaku pengamalan ‘sebaik-sebaiknya ibadah’ tersebut diperolehnya dari KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Mbah Maimoen dengan besar kekuasaan dan pengaruhnya, ia tetap menyambung kehidupan dengan hasil kerja yakni berniaga.
"Ketika makan di rumahnya, yang ia makan adalah uang hasil jualannya," kata dia.
Gus Baha sendiri menyebut bahwa ia sering menemani Mbah Maimoen makan. Mbah Moen, lanjutnya, biasa makan lauk pecel.