Mendengar tawaran tersebut, Kyai Asep menegaskan bahwa usulan gelar pahlawan nasional untuk sang ayah harus di istikharah terlebih dahulu.
“Saya tidak pernah memikirkan itu karena memang bagi saya tentu harus istikharah dulu. Apakah beliau mengizinkan," ucapnya.
Akhirnya, kata Kyai Asep, doa itu terwujud setelah Kepala Dinas Sosial Majalengka, datang kembali ke Mojokerto. Meminta Kyai Asep dan anaknya menjadi pembicara dalam seminar usulan nama KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai pahlawan nasional.
"Saya berterima kasih karena ini berarti jawaban daripada istikharah sekaligus dalam rangka menjadi teladan kepada generasi berikutnya, maka kami merespon itu sebaik-baiknya. Kami mohon dukungan dan doanya agar niat baik ini diberi kelancaran," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengarah Tim Peniliti Pengkaji Gelar Daerah dr. H. Dodo Suhendar menambahkan, Pemerintah provinsi Jawa Barat telah memiliki tim peneliti dan pengkaji gelar daerah yang bertugas untuk melakukan penelitian, pengkajian, memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Jawa Barat terhadap calon pahlawan nasional yang akan diusulkan dari Jawa Barat ke pemerintah pusat.
"Nanti Pemprov Jabar akan menyampaikan ke Kementerian Sosial untuk selanjutnya dibahas oleh tim pengkaji dan politik gelar pahlawan tingkat nasional," ucapnya.