Dalam masyarakat yang hidup dalam bayang-bayang kemiskinan, Sarip memiliki ide tersendiri untuk membantu mereka. Caramya adalah dengan menjadi pencuri yang punya hati untuk membantu orang-orang miskin agar bisa hidup dengan layak, setidaknya untuk makan.
Biasanya, rumah atau bangunan yang menjadi target dari operasi pencuriannya adalah rumah saudagar yang pelit, rentenir yang suka memeras, atau orang-orang Belanda. Karena tindakannya yang demikian, ia kerap menjadi buronan pemerintah Belanda.
Pada suatu hari, Sarip menemukan Ibunya sedang diserang oleh Lurah Gedangan karena tidak mampu membayar pajak tanah garapan tambak. Setelah melihat situasi itu, Sarip merasa marah dan memutuskan untuk membunuh Lurah Gedangan menggunakan pisau dapur sebagai senjata.