Disebutkan oleh Kholid, orang-orang yang menitipkan anaknya di kos-kosan itu tidak lagi melihat kondisi kos-kosan secara fisik, tetapi lebih kepada kepercayaan mereka terhadap Soeharsikin dan Tjokroaminoto.
“Ketokohan dan ilmu-ilmu yang ada pada Tjokroaminoto diharapkan dapat menular pada anak-anak yang mondok di kos-kosan tersebut,” paparnya.
Soekarno pernah menceritakan mengenai kondisi kos-kosan di Jalan Peneleh kepada Cindy Adams dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Disebutkan Bung Karno, biaya sewa kamar selama satu bulan dan makan dua kali sehari adalah 11 gulden.