Di sisi lain, raja tanpa mahkota ini selalu ditemani oleh sang istri, Raden Ajeng Soeharsikin. Karena ide brilian perempuan ini membuka kost-kostan di rumahnya, Tjokroaminoto bisa berperan lebih jauh pada pergerakan nasional.
“Perempuan tangguh dan cerdas itu bermaksud membantu ekonomi keluarga. karena sang suami. HOS Tjokroaminoto sibuk dengan memimpin SDI/SI. Rumah itu disulap menjadi sebuah kos-kosan bagi anak-anak sekolah,” tulis Kholid O Santosa dalam Kekasih Orang-Orang Pergerakan.
Kos-kosan di Jalan Peneleh itu ternyata segara dikenal oleh para pelajar dan penduduk sekitar. Disebutkan Kholid, kharisma yang dimiliki oleh Tjokroaminoto yang membuat kos-kosan di Jalan Peneleh itu begitu populer.