Pada masa 1950, Indonesia tengah sibuk memerangi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pemimpin Operasi Koloner Inf. A.E Kawilarang dan Komandan Penyerbuan Kolonel Inf. Slamet Riyadi merasa kewalahan menumpas gerakan separatis itu.
Oleh: Ayu
Slamet lalu melahirkan ide untuk membentuk kesatuan dengan konsep pemukul yang tangguh. Namun, Slamet tidak bisa menyaksikan ide mereka menjadi nyata, dirinya gugur ketika memimpin penyerbuan ke pusat pertahanan RMS di Fort Nieuw Victoria, Ambon.
Setelah menyelesaikan tugas menumpas RMS, Kawilarang teringat dengan gagasan membentuk pasukan khusus ketika melawan RMS. Pada 16 April 1952, dia mewujudkan gagasan itu dengan membentuk Kesatuan Komando Teritorium III (Koter III).