"Kemudian lihat peluang yang ada. Kalau sudah ketemu satu peluang akan ketemu banyak masalah tapi tidak boleh berhenti. You have to do it with love, harus pakai rasa sayang yang besar sekali. Jangan ketabrak sedikit menyerah," ujarnya.
Tidak hanya berkawan, pebisnis perlu mengenali kompetitornya. Hal yang perlu dilakukan adalah mencari tahu keunggulan dan kelemahan kompetitor.
Dia mengaku pernah berada di 'jalan yang salah' karena sempat tidak memiliki mimpi. Padahal menurutnya itu sesuatu yang penting. Tanpa mimpi mungkin mustahil dia bisa mendirikan perusahaan sebesar Kalbe Farma.
"Saya dulu salah, waktu muda tidak pernah punya mimpi. Anak-anak muda harus punya mimpi. Sudah punya mimpi, harus ada aksinya. Banyak pengorbanan jadi entrepreneur, tapi kalau sudah berhasil banyak juga reward-nya," tambahnya.
Diketahui, Kalbe Farma merupakan salah satu lini usaha andalan Boenjamin Setiawan. Siapa sangka, bisnis yang awalnya dimulai dari sebuah garasi pada tahun 1966 dapat meraksasa di Indonesia.