Tokoh

Rani Tribuana

Raja Majapahit, Penakluk, dan Pencetak Pemimpin Ulung

Raja Majapahit, Penakluk, dan Pencetak Pemimpin Ulung
Dok tirto

 

Kekuasaan yang didapat Sang Rani tak lantas menjadikannya pemimpin yang otoriter. Dia membagi peran atau tugas menjaga Negara kepada pejabat-pejabat bawahannya. Penunjukkan Gajah Mada menjadi mahapatih merupakan salah satu keputusan strategis Sang Rani. Dia membagi peran kepada Gajah Mada yang teruji kesetiaan dan kemampuan bertempurnya.

 

Penunjukkan Gajah Mada sebagai mahapatih menjadi langkah penting pula bagi perluasan wilayah kekuasaan kerajaan. Bahkan, wilayah kekuasaan Majapahit kian meluas hingga Asia Tenggara. Konsep mandala Majapahit pada pola pengelolaan wilayah kekuasaan menjadikan kerajaan tangguh sekaligus memberi otonomi pada wilayah yang dikuasai.

 

Dalam Kitab Pararaton, usai Gayatri meninggal, Tribuana kemudian menyerahkan tahta kepada putranya, Hayam Muruk. Raja yang masih muda itu hasil perkawinan Sang Rani dengan Cakradhara yang merupakan Bre Tumapel. Hayam Muruk sebelum diangkat raja adalah pemimpin daerah Kahuripan sehingga mendapat jabatan Bre Kahuripan.

 

Dalam darah Hayam Muruk masih memiliki dua trah penting, yakni trah Kahuripan dari Raden Wijaya dan trah Singasari dari ayahnya Cakradhara yang merupakan Bre Tumapel. Sehingga, penyatuan dua trah dalam Hayam Muruk tak pelak membuat raja muda itu mendapat kepercayaan yang tinggi dari rakyat maupun Negara bawahan Majapahit.

Baca Juga : Adab Besendawa dan Bersin Untuk Muslimat
Bagikan :