Tokoh

Gus Zainal

Aku Menulis Maka Aku Ada

Aku Menulis Maka Aku Ada
Dok wikipedia

 

Menurut Fairuzul Mumtaz dalam tulisan kolomnya jagadbudaya.com, jika menilik sejarah ulama Indonesia, menurutnya, akan menemukan nama-nama besar seperti KH. Nawawi al-Bantani, KH. Kholil al-Bangkalani, KH. Mahfudz at-Tarmisi, KH. Ihsan al-Jampesi, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Mustofa, KH. Sholeh Darat, KH. Ali Ma’shum, dan KH. Saifuddin Zuhri, kesemuanya menulis kitab-kitab rujukan umat Islam yang sampai sekarang masih dikaji baik di kalangan pesantren, akademisi, maupun masyarakat umum.

 

Bisa disimpulkan bahwa aktivitas menulis merupakan salah satu cara agar tetap dikenang dalam keabadian dengan segala kemanfaatannya.

 

Dalam hal ini, Gus Zainal dalam usianya yang belum 35 tahun, ia sudah banyak menerbitkan buku. ²Gus Zaenal telah membuktikan pesan Imam Ghozali tersebut. Lewat perjuangan keras dan semangat tinggi tanpa kenal lelah, Gus Zaenal Zainal telah sukses mengabadikan pemikirannnya dalam banyak karya, Diantaranya, dalam bentuk antologi puisi, Ketakutan, Musium, Sendyakala, Risalah badai, Rumpun Bambu, Tamansari, Embun Tajalli, Sembilan Penyair Muda Indonesia, antologi puisi tunggal, Air Mata Hati, Harakat Pertemuan, Buku umum.

Baca Juga : Cicit Pendiri NU Nahkodai PWNU Jatim Periode 2024-2029
Bagikan :