Tokoh

Hari Santri 2022

Substansi Hari Santri adalah Nilai Perjuangan

Substansi Hari Santri adalah Nilai Perjuangan
Direktur PD Pontren Waryono Abdul Ghofur (dok. kemenag.go.id)

JAKARTA, PustakaJC.co -  Ada kemiripan antara peringatan Hari Santri dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT RI). Keduanya sama-sama meneguhkan bahwa Indonesia lahir karena adanya perjuangan lahir batin seluruh komponen bangsa.

 

“Secara historis Hari Santri merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang kemudian melahirkan Hari Pahlawan pada 10 November,” ujar Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghafur di Jakarta, sebagaimana dilansir dari kemenag.go.id, Kamis (4/8/2022).

 

Menurutnya, santri adalah siapapun yang menempuh jalan kesalehan. Dengan demikian, makna hakikat santri tidak hanya mereka yang sedang atau pernah belajar di pesantren. “Itulah kenapa tema peringatan hari santri tahun lalu adalah siaga jiwa raga,” tambahnya.

Dikatakan oleh Waryono bahwa yang perlu dikedepankan adalah perjuangan bersama. Bukan untuk mengklaim bahwa yang paling besar kontribusinya terhadap negeri ini adalah kelompok ini dan itu.

 

“Oleh karena itu, harus ada kerelaan dari kita, khususnya kalangan santri untuk menerima kenyataan ini,” ujar Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga ini.  

 

Menurutnya, peringatan hari santri juga dimaksukdan untuk meningkatan rasa memiliki Indonesia. Sebab, merawat, memandu, dan menjaga Republik ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang merasa memiliki Indonesia.

 

“Agenda terbesar hari santri, oleh karena itu, bukan yang mencerminkan dari santri oleh santri dan untuk santri. Tetapi dari santri, oleh santri, untuk Indonesia,” pungkasnya.

Baca Juga : Perjuangan Menyatukan Islam dengan Nasionalisme
Bagikan :