Thamrin sebagai pahlawan nasional memang tidak hanya dikenang dengan jasa-jasanya di dunia politik. Pria kelahiran 16 Februari 1894 ini juga dikenal sebagai penggila bola, dan berperan pada sepak bola nasional, khususnya di Jakarta.
“Kalau kita bicara sepakbola Indonesia, tetapi nggak bicarain Mohammad Husni Thamrin, itu kayak durhaka,” kata Rizal yang dinukil dari National Geographic.
Rizal mengatakan ketika para tokoh kebangsaan lain sedang ditangkap atau dibuang, Thamrin memiliki cara perjuangan sendiri. Saat itu pria kelahiran Weltervreden -kini kawasan Gambir- menggunakan sepakbola sebagai alat perjuangan.
Hal ini tercermin, jelas Rizal ketika Thamrin rela menggunakan uang pribadinya untuk membangun sebuah stadion sepak bola milik pribumi pertama yang saat itu sudah berstandar internasional.
Pada 1928, ketika masa kolonialisme Belanda, ada kebakaran di Pasar Baru, Jakarta. Ada dua perkumpulan (bond) sepak bola yang mencoba menyelenggarakan pertandingan amal untuk membantu korban kebakaran.