Tokoh

Dr. Sardjito

Rektor Pertama UGM yang Jadi Pahlawan Nasional

Rektor Pertama UGM yang Jadi Pahlawan Nasional
Dok wikipedia

Nama Prof Dr Sardjito kini dikenal sebagai nama salah satu rumah sakit di Yogyakarta yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito. Dr Sardjito diabadikan namanya lantaran jasanya di bidang kesehatan sekaligus pendidikan.

 

Oleh: Intan Permata

 

Sardjito lahir 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Magetan, Jawa Timur. Ayah Sardjito bernama Sadjit yang berprofesi sebagai seorang guru.

 

Tahun 1907-1915, Sardjito berhasil tamat dengan rangking satu saat menempuh pendidikan dokter pribumi di School tot Opleiding voor Indische Artsen (STOVIA).

 

Sardjito diangkat menjadi dokter selepas lulus dari STOVIA. Dia menjadi dokter di dinas kesehatan kota (Burgerlijke Geneeskundige Dienst) di Batavia.

 

Baru pada tahun 1921-1923, ia resmi memperoleh gelar doktor bidang penyakit iklim panas atau tropis di Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam.

 

Salah satu alasan namanya diabadikan rumah sakit di kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) karena Dr Sardjito adalah rektor pertama di UGM. Dr Sardjito ikut mendirikan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang menjadi cikal bakal UGM.

 

Tidak hanya itu, Dr Sardjito juga dikenal sebagai tokoh berdirinya kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dan menjadi rektor ke-3.

 

Perjalanan hidupnya yang kental dengan sejarah pendidikan perguruan tinggi di Indonesia, membuat UII betul-betul berkembang dan meluaskan sayapnya pada masa kepemimpinan Dr Sardjito.

 

Kiprah Dr Sardjito diketahui sudah terlihat sejak lulus STOVIA dengan aktif di organisasi Budi Utomo. Pada masa pergerakan, ia sempat menguasai lembaga Pasteur di Bandung untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan bagi pribumi.

 

Pada masa awal kemerdekaan setelah ibukota RI pindah ke Yogyakarta, dokter kelahiran Magetan ini juga ikut membantu dengan membuat pos kesehatan.

 

Bahkan Dr Sardjito juga ikut mendukung berdirinya laboratorium persenjataan yang dipimpin Herman Johannes di Yogyakarta.

 

Perannya di bidang kesehatan sejak masih muda juga membuat ia turut andil dalam memindahkan virus cacar yang akan digunakan menjadi vaksin dengan bantuan seekor kerbau dari Bandung ke Yogya.

 

Selain itu, dia juga merupakan seorang perintis palang merah yang terus mengupayakan ketersediaan obat-obatan dan vitamin bagi para prajurit atau tentara Indonesia di masa kemerdekaan.

 

Karena jasa yang begitu banyak di bidang dunia pendidikan dan kesehatan Indonesia, Dr Sardjito kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2019.

Baca Juga : Adab dan Manfaat Jabat Tangan
Bagikan :