Tokoh

Helvy Tiana Rosa

Mengenal Sastra dari Sang Bunda

Mengenal Sastra dari Sang Bunda
dok sastrahelvy

 

Terakhir, kumpulan puisinya Mata Ketiga Cinta telah terbit dan novel Ketika Mas Gagah Pergi sedang dalam proses persiapan pembuatan film layar lebar. Bagi Helvy, ibu merupakan sosok penting yang memperkenalkannya dengan dunia sastra. “Ibu saya suka membaca, beliau suka membaca karya sastra Indonesia, juga karya-karya luar negeri pada saat itu. Dari kebiasaan membaca itulah, saya ikut membaca apa yang ibu baca,” kenang Helvy.

 

Ibarat seorang ksatria, buku adalah pedang bagi seorang penulis, dan imajinasi adalah apa yang membuatnya tajam. Tidak mengherankan jika Helvy memiliki begitu banyak buku di beranda atas rumahnya, mulai dari buku-buku sastra, filsafat, hingga keagamaan. Tepat di depan perpustakaan kecilnya terhampar sofa yang langsung menghadap ke jendela, di tempat itulah Helvy biasa menghabiskan waktunya untuk membaca.

 

Helvy mengakui ketika menulis selalu berusaha untuk menjadi penulis sekaligus pembaca. Dengan pemikiran seperti itu, helvy akan menulis apa yang disukainya. Karya-karyanya banyak yang lahir dari permenungan panjang, namun ada juga beberapa karya yang terlahir begitu saja. Misal Pangeranku, sebuah buku yang didedikasikan untuk anak-anak. Helvy pun menyadari bahwa menulis cerita anak ternyata lebih sulit ketimbang melahirkan karya sastra dewasa. Meski demikian, ia selalu mencoba menuliskan apa yang disukainya.

Baca Juga : The Grand Old Man
Bagikan :