Upah yang didapatnya berupa pengelolaan tanah bengkok (tanah kas desa) yang dia sewakan. Hasilnya dalam setahun mencapai Rp 4 juta dan langsung didepositokan ke bank untuk memenuhi cita-citanya menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut. Rupanya, kerabat datang mengaku membutuhkan uang. Eka tak tega dan menarik kembali uangnya di bank lalu dipinjamkan seluruhnya.
Dia menerima kepahitan karena uang yang dipinjamkan tak dikembalikan sampai sekarang. "Waktu itu awal tahun 2000. Biaya naik haji sekitar Rp 8 jutaan," kenangnya.
Saat itu, Eka sudah mempersiapkan keberangkatannya, seperti membeli pakaian putih dan mukena.