Tokoh

Seri Pelukis Indonesia

Basuki Abdullah Sang Arjuna

Basuki Abdullah Sang Arjuna
dok museum indonesia

 

Kembali jadi bujangan dan punya cukup uang, hidup Basoeki di negeri orang terasa sepi tanpa teman perempuan. Hingga suatu kali, dia bertemu Somwang Noi, gadis Thailand pelayan bar yang selalu memberinya senyuman manis. Basoeki pun jadi pelanggan setia bar tempat Noi bekerja. Gadis itu tahu Basoeki bekerja sebagai pelukis Istana Kerajaan Thailand. Basoeki merayu gadis itu dengan menyanyikan Phleng Chat, lagu kebangsaan Thailand.

 

Noi terbahak-bahak. “Dia pasti merasa aneh. Merayu kok pakai lagu kebangsaan,” Basoeki bercerita. Rayuan lucu itu ternyata mujarab untuk menundukkan hati Noi. Keduanya sepakat naik pelaminan. Tapi hubungan Basoeki dengan Noi rupanya tak disukai keluarga Kerajaan. Bahkan Salaton Bunna, paman Ratu Sirikit, menghendaki Basoeki memutus hubungan dengan Noi. Keluarga Kerajaan Thailand merasa, seorang pelukis Istana tak pantas punya istri seorang pelayan bar.

 

Seperti biasa, Basoeki tak peduli. Dia tetap menikahi Noi. Sikap keras kepala Basoeki sempat membuat Kerajaan menjatuhkan ‘hukuman’ kepada Basoeki. Basoeki diminta cari rumah sendiri dan bayar dengan uang pribadi. Lantaran kasihan kepada Basoeki, hukuman itu akhirnya dicabut. Pernikahan dengan Noi menjadi hubungan paling singkat Basoeki. Hanya dua tahun berumah tangga, pada 1962 mereka berpisah. “Noi baik, mencintai saya, tapi dia sangat pencemburu,” kata Basoeki.

 

Hanya terbilang bulanan Basoeki menduda. Dalam satu kontes kecantikan di Kota Bangkok, bangsawan Jawa itu terpesona kepada Nataya Nareerat. Kebetulan Basoeki menjadi salah satu juri. Nataya lahir di Bangkok dari keluarga sederhana. Perbedaan usia yang sangat jauh tak jadi soal bagi mereka. Saat itu Basoeki sudah 47 tahun, sementara Nataya belum 18 tahun.

 

“Maukah kamu menikah dengan saya?” Basoeki iseng-iseng bertanya kepada Nataya sembari menyapukan kuas. Saat itu, sudah tiga kali Nataya jadi model lukisan Basoeki. Jawaban gadis Thailand itu tak disangka-sangka. “Kalau serius, oke saja. Aku akan bertanya dulu kepada ibuku,” jawab Nataya. Basoeki lemas, tapi juga girang bukan kepalang. Meski beda usia, beda budaya, pernikahan Basoeki dengan Nataya justru langgeng sampai maut menjemput Basoeki.

Baca Juga : Pelantik Raja-raja Islam di Nusantara
Bagikan :