Dari Pajajaran, dirinya melanjutkan pengembaraannya menuju Palembang, berguru kepada Ario Damar. Dirinya merupakan pengamal sufi-kebatinan dan salah satu murid Maulana Ibrahim Samarkandi yang berasal dari negeri Campa.
Diperkirakan Syekh Siti Jenar berguru kepada Ario Damar antara tahun 1448-1450 Masehi. Bersama gurunya ini, dirinya mempelajari pengetahuan tentang hakikat ketunggalan semesta yang dijabarkan dari konsep nurun ala nur (cahaya mahaya cahaya).
Setelah berguru selama 3 tahun di Palembang, Syekh Siti Jenar melakukan pengembaraan ke berbagai tempat, seperti Malaka hingga ke Baghdad. Di Baghdad, dirinya mengalami pengalaman ruhani yang kemudian dijadikan modal reformasi keagamaan.
Sekembalinya ke Nusantara, dirinya berkeliling ke berbagai tempat, salah satunya Pasai. Syekh Siti Jenar lalu memantapkan diri menjadikan Cirebon sebagai pusat gerakan dan penyiaran dakwahnya.
Sejak itulah, namanya mulai banyak dikenal masyarakat Cirebon sebagai penyiar agama Islam yang gigih dan pantang menyerah. Pengaruhnya begitu meluas sampai ke Banten, bahkan sampai ke Palembang.