Tokoh

Panglima Batur

Pejuang Muslim dari Suku Dayak

Pejuang Muslim dari Suku Dayak
dok pinterest

 

Keikutsertaan Batur sebagai pasukan dimulai sejak usia belia. Dia masuk dalam daftar prajurit saat Perang Banjar yang meletus pada tahun 1859. Batur ketika itu menjadi tentara yang dipersiapkan oleh Pangeran Antasari.

 

Setelah sang pangeran meninggal, perjuangannya dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Seman. Batur kemudian menjadi pengikut setia Seman. Berada di bawah kepemimpinan sang sultan, Batur dikenal sebagai ahli strategi perang yang cerdik.

 

Keduanya saling membantu untuk mempertahankan benteng terakhir di Sungai Manawing dari serangan Belanda. Bentang tersebut satu-satunya pertahanan rakyat Banjar yang tersisa untuk menahan gempuran Belanda.

 

Setelah bertemu dengan Seman, Panglima Batur terus melakukan serangkaian perlawanan. Serangan pertama terjadi di bulan Maret 1904, Panglima Batur melancarkan aksi ke sebuah daerah yang disebut Kasintu dan berhasil mendudukinya.

 

Selanjutnya sang panglima melanjutkan perjalanannya ke Jaan, tempat yang dahulu pernah menjadi basis perlawanan Seman yang direbut oleh pemerintah kolonial pada tahun 1886. Panglima Batur juga berhasil merebut dan menghancurkan Benteng Kuala Sirat.

 

Masih di tahun yang sama, kedua pemimpin ini melakukan satu usaha perlawanan yang cukup masif, yaitu menyerang Benteng Muara Teweh, benteng pemerintah kolonial yang cukup kuat, dipersenjatai dengan meriam dan senjata modern lainnya.

Baca Juga : Sunan Kalijaga: Berdakwah dengan Wayang
Bagikan :