Tokoh

Panglima Batur

Pejuang Muslim dari Suku Dayak

Pejuang Muslim dari Suku Dayak
dok pinterest

 

Sejak saat itu, pertempuran antara pasukan Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar ditambah dengan pasukan Surapati yang terdiri dari orang-orang Dayak melawan pasukan kolonial Belanda tidak dapat dicegah.

 

Belanda mulai bisa mengatasi perlawanan ini setelah Pangeran Antasari meninggal pada 1862. Karena kondisi ini, akhirnya pada tahun 1867 memaksa Tumenggung Surapati mundur hingga ke pedalaman Murung.

 

Tetapi pertempuran masih terus berlanjut, pada perang Banjar tahap kedua atau juga disebut perang Barito ini. Ada dua tokoh utama, yakni Sultan Muhammad Seman dari bekas Kesultanan Banjar dan Panglima Batur yang merupakan kepala suku Dayak.

 

Panglima Batur merupakan sosok yang berhasil menyatukan beberapa daerah di Barito Hulu (Siang Murung, Bumban, Bahan Batu Tuhup, dan Batu Sopang Tahun) untuk melawan kolonial Belanda.

 

Dirinya sendiri merupakan panglima suku Dayak Bakumpa. Dalam beberapa tulisan suku Dayak Bakumpai masuk ke dalam rumpun suku Dayak Ngadju atau Biaju, dan lainnya masuk dalam kelompok Barito.

 

Panglima Batur lahir di Buntok Baru, Barito Utara, Kalimantan Tengah pada tahun 1852 dengan nama lengkap Batur bin Barui. Ayahnya adalah seorang panglima dari tokoh masyarakat di Boven Dusun semasa perlawanan Tumenggung Surapati.

Baca Juga : Sunan Gunung Jati: Berdakwah dengan Pendekatan Politik
Bagikan :