Memiliki arti daripada diam lebih baik berusaha untuk lepas dan mencari makan, walaupun hasilnya sedikit, tetapi akan terasa abadi.
“Semar merupakan perwujudan dari seimbangnya alam dan manusia, karena kemunculannya secara simbolik sebagai pembenah huru-hara/keadaan disharmoni,” ucap Rudy Al-Hana dalam skripsi berjudul Nilai-Nilai Sufistik Tokoh Wayang Semar dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam.
Sunan Kalijaga melakukan gubahan terhadap karakter wayang dengan memasukan empat karakter jenaka ini kira-kira tahun 1443 Masehi. Untuk memainkan wayang dan gamelannya, Sunan Kalijaga mengarang cerita yang bernapaskan nilai-nilai keislaman.
Sunan Kalijaga menciptakan tokoh punakawan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Semar, konon sudah muncul sejak Kerajaan Majapahit, dan dianggap sebagai karakter mitologi Nusantara.