Tokoh

Rasiyo, Kadindik Jatim Era Gubernur Imam Utomo (1)

Berawal dari Guru Tidak Tetap Hingga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur

Berawal dari Guru Tidak Tetap Hingga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
Dok pustakajc.co

Jenjang karier dalam sebuah profesi tentunya menjadi impian siapapun yang menjalaninya. Tak terkecuali jenjang karier di dunia pendidikan. Bukan hanya menjadi seorang guru, kepala sekolah, dan pengawas, namun sebagai pemangku kebijakan yaitu sebagai kepala dinas. Tidak semua orang di dunia pendidikan mampu mencapai semua itu. Hanya orang-orang yang terpilih dan berkompeten di bidangnya yang mampu mencapai semua itu.

 

Dan, tokoh PustakaJC kali ini menghadirkan Rasiyo, Sekdaprov Jatim era Gubernur Soekarwo, yang memulai kariernya di dunia pendidikan sebagai seorang Guru Tidak Tetap (GTT) hingga akhirnya dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur era Gubernur Imam Utomo.

 

Oleh: Permata Ayu

 

Apa yang mendasari Bapak, memilih pendidikan sebagai profesi yang akan Bapak Jalani ke depan?

Bagi saya, salah satu profesi yang sesuai dengan hati nurani saya ya pendidik. Karena, sebagai pendidik, kita dituntut untuk belajar bersabar menghadapai berbagai karakter, belajar menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain dan yang penting adalah menjadi seseorang yang berjasa di jalan sukses siswa-siswi kedepannya.

Selain itu, profesi sebagai pendidik membuat kita selalu sehat dan awet muda, karena kita terus akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Dan berinteraksi dengan orang, berdiskusi tentang banyak hal membuat otak kita terus bekerja dan tidak mudah pikun.

Lalu, awal menjadi pendidik seperti apa Pak, hingga akhirnya bisa berkarier di dunia pendidikan?

Saya pertama menjadi pendidik di tahun 1975 sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMP Negeri 12 Surabaya. Bidang studi yang saya ampu saat itu adalah Matematika. Saat itu saya masih menyandang gelar Sarjana Muda bidang pendidikan. Kemudian setelah ijazah Sarjana saya keluar, saya menjadi Guru bidang studi Matematika.

Kemudian, mungkin karena penilaian kinerja, saya dipercaya sebagai Sie Kurikulum. Dan selanjutnya, kalau tidak salah, satu tahun terakhir saya si AMP 12, saya diamanahi untuk menjadi Wakil Kepala Sekolah.

Selanjutnya, Saya dipindah ke SMP Negeri 1 Paciran sebagai Kepala Sekolah. Selama tiga tahun menjadi Kepala Sekolah di Paciran, saya dipindah ke SMP 1 Cereme Gresik, juga sebagai Kepala Sekolah. Tiga tahun di Cereme, saya dipindah lagi ke SMP Negeri 1 Gresik. Di sini saya diamanahi sebagai kepala sekolah selama kurang lebih enam tahun. Nah, saat itu, saya menjadi Kepala Sekolah Termuda se Kanwil Dikbud Jatim.

Kemudian, setelah itu, saya diangkat menjadi Pengawas Sekolah dan ditugaskan di Sumenep. Menjadi pengawas selama tiga tahun. Setelah itu diangkat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Generasi Muda di Kanwil Dikbud Jatim, juga selama tiga tahun. Lalu, sebagai Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum, juga selama tiga tahun.

Setelah itu, diawal otonomi daerah, saya diberi amanah untuk menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur. Pada waktu itu Gubernurnya Pak Imam Utomo dan Sekdanya Pakde Karwo. 

 

Dari perjalanan karier yang bisa dikatakan lancar ini, bagaimana Bapak menyikapinya saat itu, dan motivasi apa yang menjadikan Bapak terus bisa naik?

Meraih satu impian, bukanlah hal yang mudah, di berbagai profesi. Namun,kalau kinerja kita baik, tentunya semua akan berjalan baik juga. Dan jangan lupa, selalu mensyukuri apa yang kita miliki. Jika ditanya tentang motivasi, satu hal yang memotivasi saya untuk sukses dalam berkarier. Hal yang selalu dikatakan orang tua saya bahwa saya harus lebih sukses daripada mereka. Bapak Ibu saya, di Madiun sana adalah seorang petani, dan memang, dari putra putri Beliau berdua, saya lah yang menempuh pendidikan hingga kuliah, tentunya dengan penuh perjuangan.

 

Lalu, bagaimana Rasiyo ketika menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur era Gubernur Imam Utomo? Kebijakan apa yang “Viral” kala itu? Dan seperti apa pendidikan Jatim kala Rasiyo menjabat?

Bersambung

Baca Juga : Dewi Musik Indonesia Itu Telah Pergi, Tapi Legenda dan Cintanya Abadi
Bagikan :