Apa yang mendasari Bapak, memilih pendidikan sebagai profesi yang akan Bapak Jalani ke depan?
Bagi saya, salah satu profesi yang sesuai dengan hati nurani saya ya pendidik. Karena, sebagai pendidik, kita dituntut untuk belajar bersabar menghadapai berbagai karakter, belajar menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain dan yang penting adalah menjadi seseorang yang berjasa di jalan sukses siswa-siswi kedepannya.
Selain itu, profesi sebagai pendidik membuat kita selalu sehat dan awet muda, karena kita terus akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Dan berinteraksi dengan orang, berdiskusi tentang banyak hal membuat otak kita terus bekerja dan tidak mudah pikun.
Lalu, awal menjadi pendidik seperti apa Pak, hingga akhirnya bisa berkarier di dunia pendidikan?
Saya pertama menjadi pendidik di tahun 1975 sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMP Negeri 12 Surabaya. Bidang studi yang saya ampu saat itu adalah Matematika. Saat itu saya masih menyandang gelar Sarjana Muda bidang pendidikan. Kemudian setelah ijazah Sarjana saya keluar, saya menjadi Guru bidang studi Matematika.
Kemudian, mungkin karena penilaian kinerja, saya dipercaya sebagai Sie Kurikulum. Dan selanjutnya, kalau tidak salah, satu tahun terakhir saya si AMP 12, saya diamanahi untuk menjadi Wakil Kepala Sekolah.
Selanjutnya, Saya dipindah ke SMP Negeri 1 Paciran sebagai Kepala Sekolah. Selama tiga tahun menjadi Kepala Sekolah di Paciran, saya dipindah ke SMP 1 Cereme Gresik, juga sebagai Kepala Sekolah. Tiga tahun di Cereme, saya dipindah lagi ke SMP Negeri 1 Gresik. Di sini saya diamanahi sebagai kepala sekolah selama kurang lebih enam tahun. Nah, saat itu, saya menjadi Kepala Sekolah Termuda se Kanwil Dikbud Jatim.
Kemudian, setelah itu, saya diangkat menjadi Pengawas Sekolah dan ditugaskan di Sumenep. Menjadi pengawas selama tiga tahun. Setelah itu diangkat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Generasi Muda di Kanwil Dikbud Jatim, juga selama tiga tahun. Lalu, sebagai Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum, juga selama tiga tahun.
Setelah itu, diawal otonomi daerah, saya diberi amanah untuk menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur. Pada waktu itu Gubernurnya Pak Imam Utomo dan Sekdanya Pakde Karwo.