Tokoh

Rasiyo, Sekdaprov Jatim Era Gubernur Soekarwo (1)

Belajar Keteladan Hidup dari Seorang Guru

Belajar Keteladan Hidup dari Seorang Guru
Dok ekslusive

"Menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur adalah sebuah amanah yang harus Saya emban dengan penuh tanggung jawab. Saya bukanlah seorang birokrat, karenanya tidak sedikit yang meragukan apakah Saya mampu? Dan, Alhamdulillah, amanah menjadi Sekdaprov Saya laksanakan dengan baik, dan Saya mampu. Semuanya karena Saya terus belajar dan dukungan dari Pak Gubernur”.

-Rasiyo, Desember 2021-

 

Adalah Rasiyo, sosok yang santun dan egaliter ini, menjabat posisi penting dalam sebuah pemerintahan provinsi sebagai Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur (Jatim) era pemerintahan Gubernur Soekarwo (2009-2014). Seperti apa pengalaman Rasiyo selama menjadi Sekdaprov Jatim? Berikut hasil wawancara PustakaJC.co.

 

Oleh: Permata Ayu

 

Latar belakang Bapak adalah seorang pendidik, apa yang membuat Bapak kemudian bersedia untuk menerima amanah menjadi Sekdaprov Jatim era Gubernur Soekarwo?

Iya, benar, latar belakang saya adalah seorang pendidik. Dan amanah menjadi Sekdaprov tersebut merupakan sebuah amanah besar bagi Saya meskipun saya harus menyeberang dari seorang pendidik menjadi seorang birokrat. Namun, amanah tersebut adalah sebuah tanggung jawab yang diberikan kepada Saya, yang berarti, Saya dipercaya mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

Rasiyo saat menjadi Sekdaprov Jatim dalam suatu acara mendampingi Gubernur Soekarwo
Rasiyo saat menjadi Sekdaprov Jatim mendampingi Gubernur Soekarwo dalam suatu acara

 

Apa yang Bapak lakukan di masa awal menjabat Sekdaprov Jatim?

Banyak hal yang saya lakukan, yang terpenting adalah belajar banyak hal. Sekda ini bisa dikatakan posisi penting dalam sebuah pemerintahan. Jadi siapapun yang menjadi Sekda, harus mampu memahami dan menguasai hal-hal penting tersebut.

Saya belajar, ya, saya belajar banyak karena ini adalah dunia baru untuk saya kala itu. Saya tidak malu untuk menggali informasi dari semua orang, bahkan staf pun, dengan catatan mereka memahami persoalan yang saya tanyakan.

Dan beruntungnya, Pakde Karwo selalu mendampingi saya di masa awal saya menjadi Sekda. Beliau selalu memberikan saya arahan dan petunjuk, serta memberikan saya motivasi untuk bisa menjalankan tugas Sekda dengan baik. Pada waktu itu, saya sangat sering mendampingi tugas-tugas Pakde Karwo sehingga saya belajar banyak dari situ.

 

Pengalaman apa yang Bapak ingat sampai saat ini, di awal menjalankan amanah menjadi Sekda?

Jadi, pada waktu itu, saya diminta Pakde untuk menjelaskan tentang program kerja. Pada waktu itu, Pakde memulai penjelasan dengan hal yang umum saja. Lalu Saya yang menjelaskan detailnya, bahkan sampai anggarannya, ini alokasinya untuk ini, yang ini untuk ini. Dari situlah, banyak yang mulai berpikir, oh, Pak Rasiyo ini ternyata bisa. Setelah itu, semua tugas ya, Alhamdulillah saya bisa menyelesaikannya.

Rasiyo mendampingi Gubernur Imam Utomo dalam giat PMI Jatim

 

Bapak katakan bahwa, dari situ, banyak yang berpikir bahwa Pak Rasiyo Bisa, jadi awalnya ada yang meragukan kemampuan Bapak?

Ya karena latar belakang saya sebagai pendidik tadi yang memang membuat beberapa orang mempertanyakan kemampuan saya. Bagi saya itu justru merupakan lecutan semangat untuk saya agar terus belajar dan belajar menjadi Sekda, semaksimal yang saya mampu. Karena kalau baik dan terbaik, itukan penilaian orang.

 

Nah, dengan kondisi yang demikian ini, bagaimana Bapak menjaga harmonisasi dalam Pemerintahan Provinsi Jatim?

Iya, jadi kembali, bahwa Sekda adalah jembatan antara OPD dengan Gubernur. Salah satu tugas Sekda adalah menjaga harmonisasi hubungan antar keduanya. Serta, menjaga kekompakan antar OPD. Lalu, apa yang saya lakukan? Pada waktu menjadi Sekda, saya pelan-pelan mengubah stigma bahwa Sekda itu sangar, bahwa Gubernur itu sangar agar komunikasi terjalin baik. Selain itu, saya juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa mempererat hubungan di luar pekerjaan, misalnya, dengan diadakannya senam di Jumat pagi dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama. 

Mengapa senam, karena saya berpikir, otak ini, kalau terus menerus dipakai bekerja suntuk juga, nah merefreshnya dengan apa? Ya salah satunya dengan olah raga. Dengan begitu otak menjadi segar kembali. Setelah itu, dilanjutkan dengan sarapan bersama. Menunya memang tidak mewah, yang penting di sini semuanya bisa kumpul dan bisa ngobrol bersama tentang berbagai hal, termasuk pekerjaan, namun kemasannya santai dan lebih kekeluargaan.

Rasiyo berdiskusi bersama Gubernur Khofifah dan Gubernur Imam Utomo dalam giat PMI Jatim

 

Lalu, bagaimana kinerja Rasiyo selama menjadi SekdaProv Jatim dan apa saja legasi Rasiyo untuk Jatim?

-Bersambung-

Baca Juga : Kisah Keteguhan Sang Ulama dan Negarawan
Bagikan :