Tokoh

Bung Hatta

Dalam Kenangan Anak-anaknya

Dalam Kenangan Anak-anaknya
Dok wikipedia

 

Gemala pernah dilanda kesedihan ketika harus meminta uang untuk belajar di Australia, saat mendapat beasiswa Colombo Plan. Saat itu ayahnya dengan begitu sangat perhatian, menenangkan hati putrinya.

 

"Bilamana Gemala perlu tambahan biaya, kabarilah Ayah, nanti Ayah akan mengusahakan kekurangannya," tulis Gemala dalam catatan kenangan untuk ayahandanya, Dispilin yang Ditanamkan dalam Rumah Tangga.

 

Wajar memang Gemala kalut, dirinya paham betul bagaimana ekonomi keluarganya tidaklah berkecukupan. Ayahnya juga perlu memikirkan bayaran listrik untuk rumah mereka di Jalan Diponegoro 57, yang terletak di Jalan Menteng, Jakarta Pusat.

Halida saat itu sudah berusia 24 tahun, ketika mengantar ayahnya ke peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Walau terbentang usia yang cukup jauh, hubungan Halida dengan Hatta begitu dekat.

 

Dirinya mengisahkan ayahnya bisa menjadi seorang sahabat hingga menjadi kawan diskusi. Ayahnya, kenang Halida bisa mengajarkan banyak hal: seperti memotong daging dengan posisi siku yang benar di atas meja makan, memadu-padankan warna dasi dan kemeja, sampai memahami pemikir besar.

 

Karena itulah, ketika Hatta menghembuskan napas terakhir, pada 14 Maret 1980. Halida menangis, bukan hanya karena kehilangan sosok ayah tetapi manusia yang telah meletakkan dasar kokoh mengenai makna kehidupan.

Baca Juga : Sosok Pemilik Batik Keris
Bagikan :