“Dahulu, Aceh memiliki lebih 1.000 individu gajah yang siap diterjunkan ke medan pertempuran. Bahkan, saat menyerang Portugis di Johor, Kerajaan Aceh diperkuat oleh pasukan gajah yang diangkut dengan kapal perang.” ucap pria yang merupakan kolektor manuskrip kuno Aceh ini.
Tercatat dalam beberapa penyerangan yang dilakukan Kesultanan Aceh, selain puluhan ribu tentara, dibawa juga satu pasukan khusus yaitu pasukan gajah. Misalnya saja penyerangan terhadap tentara Portugis di Malaka yang terjadi beberapa kali, yaitu, pada 1537,1547, 1568, 1573, 1575, 1582, 1587, dan 1606 Masehi.
Ketika Sultan Iskandar Muda akan menyerang pasukan Portugis di Malaka, tercatat dirinya berangkat dari Kutaraja menuju pesisir timur mengendarai gajah. Sementara pasukannya, menyusuri pantai menggunakan kapal perang.
"Saat itu, Sultan Iskandar Muda berangkat ke pesisir timur Aceh untuk mengumpulkan pasukan. Beliau mengendarai gajah bahkan singgah di Meureudu, Ibu Kota Kabupaten Pidie Jaya, saat ini. Nama Meureudu diberikan setelah gajah yang ditunggangi Sultan Iskandar Muda duduk di perbukitan daerah Meureudu," terang Iskandar Norman, penulis sejarah Aceh.