"Penduduk Aceh sering melihat raja bertarung sambil mengendarai gajah. Dia akan berdiri tegak sambil berpegangan pada semacam pengait yang dipakai untuk menuntun gajah tersebut," sebutnya.
Di Aceh, gajah tidak hanya menjadi kendaraan sultan, tetapi juga digunakan saat melakukan kunjungan maupun pertempuran. Di Kutaraja, Ibu Kota Kerajaan Aceh yang sekarang menjadi Banda Aceh, gajah menjadi benteng pertahanan kota.
Denys Lombard dalam Kerajaan Aceh menyatakan karena melimpahnya armada gajah, Aceh akhirnya tak memerlukan benteng pertahanan. Gajah-gajah ungkapnya merupakan benteng kota yang sesungguhnya.
Dikutip dari Mongabay, Tarmizi A Hamid menjelaskan perlakuan masyarakat pada zaman Kerajaan Aceh dan sekarang sungguh jauh berbeda. Dahulu gajah merupakan hewan yang dimuliakan, tetapi sekarang malah diburu untuk diambil gadingnya.