Selama di Makkah, Guru Mughni belajar beragam keilmuan, tetapi dirinya hanya mengajarkan Ilmu fiqih, tauhid, tafsir, hadis, dan beberapa cabang ilmu bahasa Arab kepada muridnya.
Guru Mughni disebut salah satu ulama yang memiliki peran penting dalam memberikan penerangan kepada masyarakat Betawi, khususnya soal akidah, sehingga melunturkan pengaruh ajaran animisme dan dinamisme.
Memang dalam bidang akidah, pada awal abad ke 20 masyarakat Kuningan masih mempercayai kekeramatan kuburan yang mendekati kemusyrikan. Lewat dakwah, Guru Mughni perlahan tetapi pasti mengikis kepercayaan akan takhayul itu.
Selama mengajar, seperti pelajaran fiqih, Guru Mughni menggunakan kitab Safinatun Najab yang diajarkan kepada murid, sedangkan untuk tingkat guru, dirinya menggunakan Kitab Fathul Mu’in.