Bedasarkan analisa, banyaknya korban yang gugur ini menunjukan adanya personil sniper di pihak musuh. Sebagai cara menghindari sniper, pangkat perwira dan komandan sengaja disembunyikan di dalam kerah baju.
Selama pertempuran ini juga muncul nama Perdana Menteri Fretilin, Nikolao Lobato yang terkenal memiliki pasukan kejam. Sosoknya inilah yang nanti paling diincar oleh TNI dan menjadi target berharga bagi para sniper Indonesia.
Akhirnya pada 1977, Tatang tiba di Timor Timur dengan membawa perlengkapan sniper seperti pakaian kamuflase, senapan andalan Winchester M-70 yang sudah dilengkapi peredam, teleskop untuk keperluan tempur siang malam, dan lain-lain.