SURABAYA, PustakaJC.co - Kementerian Agama mengirimkan 20 dai terpilih dari berbagai daerah untuk mengikuti program dauroh du’at atau pelatihan dakwah di Uni Emirat Arab (UEA).
"Pemilihan 20 peserta ini tidak hanya didasarkan pada seleksi administratif, tetapi juga pada rekam jejak pengabdian dan integritas dalam dakwah," ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, dilansir dari laman Antara, Senin (14/4/2025)
Program ini merupakan bagian dari kerja sama resmi antar pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab yang baru saja diperpanjang pada 9 April 2025.
Zayadi menekankan bahwa keikutsertaan para peserta bukan hanya sebagai individu, melainkan sebagai representasi diplomasi keagamaan Indonesia di tingkat internasional. "Mereka akan menjadi wajah Islam Indonesia di dunia global," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa partisipasi dalam program pengiriman dai ini memiliki dimensi strategis yang sangat penting. Kegiatan ini juga dirancang sebagai tolok ukur bagi para dai dalam mengembangkan dakwah mereka.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan 3N, yaitu niteni (memperhatikan), niru (meniru praktik baik), dan nambahi (menambahkan nilai khas lokal). "Dauroh ini harus dimanfaatkan untuk benchmarking dakwah internasional. Kita tidak hanya belajar, tapi juga memperkaya ilmu," ujarnya.
Zayadi berharap pengalaman internasional yang diperoleh para peserta tidak hanya menjadi formalitas perjalanan, tetapi juga menjadi lompatan signifikan dalam peningkatan kualitas dakwah mereka.
Kasubdit Kemitraan Umat Islam, Ali Sibromalisi, menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kapasitas peserta, tetapi juga memberi pengalaman yang mendalam dan berkesan.
"Kegiatan dauroh ini menjadi kesempatan emas untuk menimba ilmu sekaligus memperluas wawasan internasional," kata Ali.
Program dauroh du’at ini merupakan angkatan kedua, setelah tahun lalu dilaksanakan dengan respons yang sangat positif dari peserta. Kemenag berharap program ini dapat terus berlanjut dan berkembang sebagai bagian dari diplomasi keagamaan Indonesia yang moderat, inklusif, dan berwawasan global. (nov)