Pendidikan & Sastra

Menimbun Buku Tapi Tak Segera Dibaca, Ini Manfaatnya

Menimbun Buku Tapi Tak Segera Dibaca, Ini Manfaatnya
Dok x-tra

 

Taleb menggambarkan bagaimana seorang tokoh terkemuka, Umberto Eco, seorang penulis dan akademisi yang memiliki perpustakaan pribadi dengan lebih dari 30.000 buku, memandang koleksi bukunya bukan sebagai cerminan dari apa yang telah ia ketahui, tetapi sebagai dorongan untuk terus belajar lebih banyak lagi. Buku-buku yang belum dibaca di perpustakaannya berfungsi sebagai pengingat yang terus-menerus akan pengetahuan yang masih harus ia peroleh.

 

Dengan memadukan konsep tsundoku dan anti-library, kita bisa memahami bahwa kebiasaan menumpuk buku yang belum dibaca tidak perlu dianggap sebagai beban atau sumber rasa bersalah, melainkan sebagai sumber motivasi untuk terus belajar.

 

Kebiasaan literasi yang baik bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa membaca buku, tetapi juga tentang bagaimana kita mempertahankan minat baca secara konsisten sepanjang hidup. Tsundoku memainkan peran penting dalam hal ini dengan menjaga kehadiran buku di lingkungan kita sehari-hari, meskipun belum dibaca. Kehadiran buku fisik ini menjadi pengingat visual untuk terus membaca dan memperluas pengetahuan.

 

Penelitian dari Australian National University menunjukkan bahwa tumbuh di rumah penuh buku memiliki dampak signifikan pada literasi, numerasi, dan keterampilan teknologi di masa dewasa. Dengan menganalisis data dari lebih 160.000 orang dewasa di 31 negara, studi ini menemukan bahwa paparan minimal 80 buku selama masa remaja meningkatkan kemampuan kognitif, bahkan melampaui efek pendidikan formal. Remaja dengan perpustakaan rumah yang kaya memiliki keterampilan setara lulusan universitas, meskipun hanya berpendidikan menengah bawah. Buku fisik juga terbukti mendukung kompetensi digital, meski dunia semakin beralih ke budaya digital.

Baca Juga : Terima Kunjungan Prof Kato dan Mahasiswa Universitas Chuo Jepang, Begini Respon Kemenag
Bagikan :