Pendidikan & Sastra

Menimbun Buku Tapi Tak Segera Dibaca, Ini Manfaatnya

Menimbun Buku Tapi Tak Segera Dibaca, Ini Manfaatnya
Dok x-tra

 

Secara harfiah, tsundoku menggambarkan kebiasaan seseorang yang membeli buku, namun membiarkannya menumpuk tanpa langsung membacanya.

 

Profesor Andrew Gerstle, yang mengajar mata kuliah khusus mengenai teks-teks Jepang pra-modern di University of London, juga memberikan penjelasan serupa. Dalam laporan BBC berjudul Tsundoku: The Art of Buying Books and Never Reading, ia menyebutkan bahwa istilah "Tsundoku" muncul di media cetak sekitar tahun 1879, yang menurutnya menunjukkan bahwa kata ini kemungkinan telah digunakan sejak sebelum itu. Di Jepang, istilah ini pada awalnya digunakan sebagai sindiran terhadap guru-guru yang memiliki banyak buku tetapi tidak sempat membacanya.

 

Namun, dalam perkembangannya, tsundoku tidak lagi memiliki konotasi negatif. Sebaliknya, semakin banyak orang yang mulai melihat nilai dari kebiasaan ini, terutama dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan literasi dan pengetahuan. Menumpuk buku yang belum dibaca sebenarnya dapat menciptakan ruang intelektual yang memungkinkan seseorang untuk terus berkembang dan memperkaya dirinya.

 

Dalam buku The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable, penulis dan ahli statistik Nassim Nicholas Taleb memperkenalkan konsep anti-library atau anti-perpustakaan. Konsep anti-library ini menunjukkan bahwa buku-buku yang belum dibaca memiliki nilai yang sangat besar karena mereka mewakili semua hal yang belum kita ketahui. Dengan melihat koleksi buku yang belum dibaca di rak, kita diingatkan akan betapa banyak hal yang belum kita pelajari, sehingga mendorong rasa ingin tahu dan semangat untuk terus belajar.

Baca Juga : Wapres RI Buka iConASET 2024
Bagikan :