Dilihat dari aspek budaya, seorang guru Bahasa Indonesia di Eltham High School, Victoria, Australia mengatakan, di zaman media sosial seperti sekarang ini rasanya terlalu sempit jika hanya mengedepankan pendekatan tradisional pada umumnya.
"Terkadang kita terperangkan dalam aspek tradisional Indonesia, misalnya mengajarkan tentang gamelan, batik, atau angklung, yang menurut saya juga keren dari Indonesia. Namun, ini terlalu sempit," ungkapnya dikutip abc.net.au.
Profesor Studi Asia Tenggara, David Hill, juga melihat bahwa seharusnya budaya dan bahasa Indonesia lebih dikedepankan dengan budaya-budaya anak muda agar tetap menarik minat anak-anak hingga anak muda di Australia.
"Lebih baik dicari apa yang paling disukai anak muda din Indonesia, itulah yang harus tercerminkan di sini (Australia) untuk membuktikan perspektif mengenai Indonesia yang kontemporer," ungkap David dikutip sumber yang sama. (int)