Tak hanya itu, orang nomor dua di Jatim ini juga berpesan agar Fossei memiliki semangat untuk terus mengexplore pengetahuan di bidang ekonomi syariah. Ia juga menyarankan agar Fossei juga tidak melulu memahami literasi-literasi ekonomi syariah tetapi melihat dan selalu update dengan perkembangan ekonomi global.
"Harus update, harus melek perkembangan ekonomi Islam, bukan berarti yang dibaca ekonomi Islam aja harus paham ekonomi mainstream nya juga, harus paham perkembangan yang terjadi di dunia kemudian kita tahu bagaimana kacamata ekonomi Islam di situ," pesannya.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga menekankan bahwa perlunya peran Fossei dalam sosialisasi kepada masyarakat luas terkait makna penggunaan diksi 'halal' di sektor-sektor pariwisata. Hal ini penting karena hal ini dapat meredam adanya penolakan di masyarakat saat ada program yang menggunakan kata 'halal'.
"Bukan yang sifatnya eksklusif mengasingkan orang non muslim, menghentikan orang non muslim untuk bisa bertransaksi dengan baik, seakan-akan yang boleh datang ke tempat wisata itu hanya umat Islam, padahal bukan itu, maka dirubah terminologinya menjadi muslim friendly tourism, anyone can come," ujarnya.