"Kita harus bisa memberikan nilai tambah pada apapun yang kita hasilkan. Bisa barang benda maupun tak benda, seperti desain logo, jasa fotografi dan videografi, lalu penerjemahan. Yang bisa membedakan nilai tambah dan kespesialan suatu karya adalah sumber daya manusianya," jelasnya.
Lebih lanjut Emil memaparkan, semua skill SDM generasi muda Jatim dapat dimanfaatkan dalam ekonomi kreatif. Di mana hasil pekerjaan tidak mesti berupa benda fisik, tetapi juga dapat secara digital.
"Hari ini muncullah yang namanya ekonomi kreatif. Di sini kita mendapatkan keuntungan tidak harus dari barang tapi bisa dengan karya yang intangible, bisa digital. Murni benar-benar produknya bisa kita nikmati tidak secara fisik," paparnya.