Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa salah satu tantangan konkret masa kini adalah anak-anak yang sudah memiliki akses penuh dengan gawai. Maka, buku ini harus mudah diakses, termasuk oleh orang tua dan masyarakat, sehingga mereka dapat memberikan bekal nilai-nilai moderasi beragama sejak dini kepada anak-anaknya. Hal itu akan menjadi bekal mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat luas.
Kasubdit Pendidikan Al Qur’an, Mahrus menggarisbawahi pentingnya pesan moderasi beragama melalui Dongeng/Kisah dalam Al-Qur’an bagi Lembaga Pendidikan Al Qur’an (LPQ). Ia menyampaikan bahwa kisah-kisah ini jangan hanya dilihat dari ceritanya saja, tapi harus dengan pendekatan ilmu.
“Penulisan ceritanya harus moderat. Terlebih kisah ini untuk konsumsi publik. Jika tidak moderat bisa tidak fokus. Moderasi itu sesuatu yang tidak ekstrem dan berada di tengah-tengah. Nah, buku ini diharapkan dapat menanamkan sifat yang moderat, toleran, anti kekerasan dan berbasis pada budaya/ lokalitas untuk anak-anak kita,” terang Mahrus.