Rishi menolak penafsiran tersebut dan mengatakan bahwa mesin bahasa Panini menghasilkan kata-kata yang benar secara tata bahasa hampir tanpa pengecualian.
Mengutip dari NDTV, Rishi menjelaskan dirinya sempat mengalami momen Eureka setelah berbulan-bulan meneliti dan sempat merasa putus asa untuk melanjutkan.
"Saya mengalami momen eureka di Cambridge. Setelah sembilan bulan mencoba memecahkan masalah ini, saya hampir siap untuk berhenti, saya tidak mendapatkan apa-apa. Jadi saya menutup buku selama sebulan dan menikmati musim panas, berenang, bersepeda, memasak, berdoa dan bermeditasi," katanya.
Ia melanjutkan, dirinya sempat enggan kembali bekerja. Namun, ketika ia membalik halaman bukunya, mulai muncul pola-pola yang menurutnya masuk akal. Dibutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan masalah tersebut.