“Oleh karenanya kita sebagai akademisi peternakan berkontribusi memberikan pengarahan, pendampingan, dan penanganan dampak wabah PMK kepada peternak. Sehingga diharapkan dapat memberikan solusi dan jawaban akan kegundahan peternak.” lanjutnya
Dampak kerugian terbesar dirasakan oleh peternak sapi perah dibanding sapi potong. Pasalnya produksi susu menurun bahkan untuk kasus terparah ternak tidak bisa mengeluarkan susu. Sedangkan peternak rakyat memperoleh penghasilan harian dari susu yang dijual. Tingkat kematian akibat PMK juga cukup tinggi untuk sapi anakan.
Peternak sapi perah dari KUD Sumber Makmur Ngantang – Kabupaten Malang juga mengalami hal serupa. Disampaikan oleh H. Sugito dan Yudiono yang turut hadir berbagi cerita kondisi ternak sapi di Ngantang. Populasi ternak sapi di Ngantang berjumlah 17.835 ekor per April 2022 dengan menghasilkan rata-rata 11,31 liter susu per hari.
Kemudian di akhir bulan April satu per satu ternak sapi mengalami gejala demam tinggi, tremor, hidung mengeluarkan lendir, rongga dan moncong mulut melepuh, serta tidak mau makan dan minum. Hal itu dicurigai akibat ada salah seorang peternak yang melakukan pembelian sapi online dari Mojokerto meski sapi tersebut dalam keadaan sehat dan tidak menunjukan gejala sakit.