Pendidikan & Sastra

Pascasarjana UNAIR Bedah Novel Ayundari

Pascasarjana UNAIR Bedah Novel Ayundari
dok kominfojatim

SURABAYA, PustakaJC.co - Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga membedah Novel Ayundari karya Muhammad Samsul Arifin yang merupakan novelis serta mantan Kepala Dinas Perkebunan Pemprov Jatim periode 2010-2017.

 

 

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Sekolah Pascasarjana Unair Surabaya bertemakan “Rentang Kisah di Kebun Kopi, Ayundari” dilakukan pada, Jumat (18/3/2022).

 

Beberapa nara sumber hadir dalam kegiatan tersebut, diataranya Totok Noerdianto (Penggiat lingkungan dan pelopor pemanfaatan sampah), KH. Muhammad Zakky, (Pengasuh Ponpes Mukmin Mandiri, Ponpes berbasis Agrobisnis), Badri Munir Sukoco, (Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR) dan Suko Widodo,(Dosen Sekolah Pascasarjana UNAIR).

 

Kegiatan yang disiarkan secara live pada jaringan radio se Jatim ini dipandu oleh host Airlangga Forum, Suparto Wijoyo yang juga Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR.

 

 

Pemerhati Komunikasi, Suko Widodo mengatakan, apa yang dilakukan oleh Pak Samsul dengan menulis novel cukup tebal ini tidaklah wajar di era kekinian. Apalagi temanya spesifik berkisah tentang romantisme dunia perkebunan di Jatim.

 

"Saya melihat ini adalah sebuah kegilaan, karena disaat tidak banyak generasi kita mau menulis atau membaca novel. Namun Pak Samsul yang sudah purna justru menghasilkan karya yang monumental," terangnya.

 

"Contoh baik ini adalah bentuk literasi yang harus ditiru oleh generasi muda saat ini," tambahnya.

 

Lebih lanjut Suko Widodo mengatakan, mengutip Sutradara Garin Nugroho yang menceritakan, bahwa dunia perfilman didalam negeri tidak akan menghasilkan karya sineas terbaik, jika tidak ada novel yang berkualitas untuk diangkat menjadi karya film.

  

 

"Semua film-film terbaik selalu mengambil tema dari novel-novel terbaik. Kalau budaya membaca dan menulis novel berkurang bagaimana bisa menghasilkan karya sineas yang terbaik," ujarnya.

 

Ditambahkannya, kehebatan negara Jepang, Tiongkok dan sejumlah negara lainnya itu karena mereka menghargai karya sastra. "Untuk itu seharusnya pemerintah dan kita semua mendorong orang seperti Mas Arifin untuk terus berkarya," katanya.

 

Pengasuh Pesantren Mukmin Mandiri, KH Muhammad Zaki menambahkan, dunia perkebunan secara umum menghadapi banyak tantangan, mulia dari soal alih fungsi lahan hingga menurunnya harga komoditas. Namun ditengah-tengah tantangan itu, justru hadir sebuah karya sastra yang mengangkat tema kecintaan pada perkebunan dengan sudut pandang romantisme. "Ini adalah sebuah keluarbiasaan. Seakan ini menambah optimisme kita, bahwa dunia perkebunan masih memiliki harapan besar," ujarnya.

  

 

Penggiat lingkungan, Totok Noerdianto menambahkan, kaitannya dengan ekologi, dunia perkebunan tidak terlalu besar memiliki dampak pada kelestarian lingkungan. Namun justru dunia pariwisata yang memiliki pengaruh. Karena hampir perencanaan dalam pemanfaatan dana kini menjadikan sektor pariwisata menjadi objek dan mengabaikan aspek lingkungan dan sosial.

 

"Kawasan-kawasan perkebunan kopi di Jatim kini justru semakin bergairah, seiring dengan bomingnya penikmat kopi," katanya.

 

Totok menceritakan, disejumlah kawasan perkebunan di Jatim seperti Bondowoso, Dampit Malang, masyarakatnya kini kesejahteraannya semakin membaik. Ini karena harga jual Kopi yang terus meningkat.

 

Novel Ayundari terdiri atas dua seri. Seri satu yang terdiri atas 814 halaman dan seri kedua 802 halaman. Kedua novel tersebut ia selesaikan selama dua tahun. "Masing-masing novel saya selesaikan menulisnya selama setahun," terangnya.

  

 

Novel Ayundari 1 untuk pertama kalinya ditulis pada tahun 2020 dan Novel Ayundari 2 ditulis pada tahun 2021. Novel serial bersambung ini sebagian besar kisah-kisahnya mengangkat romantisme diareal perkebunan, menjadi inspirasi bagaimanakah seharusnya cinta sejati, teman sejati dan kawan sejati serta keindahan alam karunia Sang Ilahi. (int)

Baca Juga : Khofifah Optimis Fasilitas Sekolah Yang Semakin Baik Dapat Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Prestasi Siswa
Bagikan :