YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Anak-anak menyerap pengetahuan dengan menirukan perilaku orang-orang di sekitarnya seperti spons. Mereka juga memperoleh sopan santun dengan cara menirukan ini. Jika orang tua, kakek-nenek, atau lingkungan terdekat di taman kanak-kanak dan sekolah menunjukkan sopan santun sebagai aturan dasar hidup bersama yang paling sederhana, mudah bagi anak untuk menerapkan dalam hidupnya.
Kata seperti "tolong","terima kasih", dan "permisi" yang tulus atau sapaan yang sopan, dapat dengan mudah menjadi tindakan yang mereka lakukan secara alami. Dengan cara ini, ia tidak hanya belajar sopan santun melalui verbal, tetapi juga non-verbal. Jika kamu sebagai orang tua cenderung mengutuk, anak Anda akan meniru perilaku tersebut. Jika kamu bersendawa di meja makan di rumah, lain kali si kecil tidak akan membedakan antara meja restoran dan meja dapur di rumah.
Lebih Banyak Pujian, Kurangi Menyalahkan Orang tua cenderung langsung mengkritik perilaku buruk anaknya tanpa memuji perilaku baiknya. Namun, jika usaha anak diapresiasi dan dipuji, mereka akan mengingatnya dan terdorong untuk berusaha lebih baik. "Kamu hebat sudah membantu temanmu di hari ini!" atau "Hari ini kamu merapikan tempat tidur dengan baik", adalah pujian yang dapat memperkuat perilaku positif anak. Begitu pula jika semisal anak mendapatkan nilai jelek di sekolah. Berilah penekanan kalau mereka sudah berusaha keras dan kamu menghargai berapapun nilai yang mereka terima.