Pendidikan & Sastra

Mari Ciptakan Kehidupan Ramah Anak

Mari Ciptakan Kehidupan Ramah Anak
dok kla

 

Seto mengatakan, anak-anak sebenarnya senang belajar. Karena itu, pendidikan harus mengedepankan kurikulum yang menyenangkan. Semua anak harus merasa gembira dan bahagia saat belajar.

 

”Jangan sampai ada kekerasan atas nama pendidikan dengan kurikulum yang menyeragamkan. Wajibnya, kan, wajib belajar, bukan wajib sekolah. Semua cara belajar formal, informal, dan nonformal juga diakui. Jadi, Merdeka Belajar harus memberi ruang anak untuk menjadi apa saja yang sesuai dengan dirinya,” ujar Seto.

 

Menurut Seto, sekolah ramah anak seperti tanah subur yang memungkinkan tanaman bisa tumbuh subur, tanpa kekerasan. Anak-anak mendapatkan dukungan dari guru dan sekolah untuk mencapai potensi terbaik dengan pendidikan yang bermakna untuk kehidupannya, menjadi apa pun dirinya kelak ketika dewasa.

Baca Juga : Mahasiswi Psikologi Unair Raih Beasiswa di Taipei Medical University
Bagikan :