SURABAYA, PustakaJC.co - Sebanyak 33 siswa SMA Khadijah Surabaya berhasil lolos ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur prestasi tanpa seleksi tes. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi pencapaian ini sebagai bukti kualitas pendidikan berbasis nilai keislaman dan karakter yang kuat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Khofifah dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar Yayasan Taman Pendidikan Khadijah Tahun 1446 H di Aula Yayasan Khadijah, Jalan A. Yani Surabaya, Rabu, (9/4/2025).
“Alhamdulillah, tadi ada 33 murid SMA Khadijah yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes. Sebagian besar diterima di ITS dan Unair,” ujar Khofifah disambut tepuk tangan hadirin.
Menurut Khofifah, capaian tersebut merupakan hasil dari sistem pendidikan yang tidak hanya menekankan pada prestasi akademik, tetapi juga karakter dan akhlak. Ia menyebut SMA Khadijah sebagai contoh nyata sekolah milik Nahdlatul Ulama yang konsisten menjaga nilai-nilai pendidikan Islam.
“Sekolah ini bukan sekadar terafiliasi, tetapi memang milik Nahdlatul Ulama. SK kepengurusannya dikeluarkan langsung oleh PBNU sejak berdiri tahun 1953,” jelasnya.
Khofifah juga menjelaskan penguatan sistem pendidikan terpadu terus dilakukan, termasuk pengembangan pesantren putra dan pembangunan pesantren putri serta boarding school di kawasan Rungkut.
“Kita punya lahan 14,5 hektar di sana. PAUD, TK, dan SD sudah berdiri. Tahun ini SMP juga sudah berjalan. InsyaAllah ini akan jadi pengembangan yang strategis untuk pendidikan jangka panjang,” tambah Gubernur Jatim itu
Selain lima unit lembaga pendidikan, Yayasan Khadijah juga membina enam unit panti asuhan. Menurut Khofifah, kombinasi pendidikan formal dan pembinaan sosial seperti ini akan membentuk generasi yang saleh secara individual dan sosial.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas pengabdian di tengah kekosongan kepemimpinan yayasan pasca wafatnya Prof. Dr. Ridwan Nashir.
“Jangan kendur semangatnya. Kuatkan kembali niat pengabdian dan lanjutkan perjuangan. Ini amanat besar yang kita emban bersama,” tegas Khofifah
Dalam acara tersebut, Khofifah turut membagikan buku karya KH. Abdul Hakim Mahfudz berjudul Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia kepada para siswa sebagai bentuk penguatan literasi sejarah dan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah.
Sementara itu, Pembina Yayasan Khadijah Surabaya Masruroh Wachid menambahkan bahwa Halal Bihalal adalah budaya khas Indonesia yang menguatkan ukhuwah dan nilai keislaman dalam kehidupan sosial.
“Halal Bihalal adalah budaya adi luhung yang hanya dimiliki bangsa Indonesia. Ini kita padukan dari nilai-nilai dalam QS. Ali Imran ayat 133–134. InsyaAllah adat riyayan akan sempurna dengan saling memaafkan,” ungkap Masruroh Wachid
Masruroh juga mengapresiasi peran Pemprov Jatim dan semua pihak yang mendukung kemajuan Yayasan Khadijah sejak berdiri tahun 1961.
“Alhamdulillah, tahun 2007 SMA Khadijah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Ini adalah buah dari kerja sama yang terus dirawat antara yayasan, masyarakat, dan pemerintah,” tutup Pembina Yayasan Khadijah Surabaya
Keberhasilan 33 siswa SMA Khadijah lolos ke PTN tanpa tes menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berbasis nilai, akhlak, dan spiritualitas mampu menghasilkan generasi unggul. Dukungan pemerintah dan kekuatan Nahdlatul Ulama menjadi fondasi kuat dalam memajukan pendidikan Islam di Jawa Timur. (Ivan)