Dengan pendekatan klasterisasi PG, Heru menambahkan, diharapkan lalu lintas pengiriman tebu dapat lebih efektif dan efisien sehingga tidak mengurangi potensi rendemen akibat waktu perjalanan yang terlalu lama dan tebu sesuai dengan kategori Manis, Bersih dan Segar (MBS).
Sebagai informasi, dengan adanya integrasi berbasis klaster, komitmen Pabrik Gula dalam menggiling tebu di wilayah klaster semakin meningkat.
Hal ini menyebabkan produksi tebu di tahun 2020 sebesar 13,8 juta ton meningkat di tahun 2021 menjadi 14,7 juta ton. Rendemen pun
meningkat dari 7,15% menjadi 7,35%.