Menurutnya, jika berasal dari bibit yang baik, dan memiliki kualitas baik serta bongkar ratunnya terukur, maka tingkat rendemennya juga akan baik.
"95% petani tebu di Jatim adalah petani rakyat. Petani rakyat bisa menjadi pengusaha di bidang bahan baku pergulaan. Untuk itu koordinasi dan sinkronisasi baik dari para petani tebu rakyat, APTRI, pabrik gula maupun PTPN ini harus terkonsolidasi dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, Dinas Perkebunan Prov. Jawa Timur mencatat, setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi tebu. Pada tahun 2020 sebanyak 13,8 juta ton dengan rendemen sebanyak 7,15 sementara pada tahun 2021 sebanyak 14,7 juta ton atau dengan rendemen sebanyak 7,35.
Dimana peningkatan produksi gula ini juga dihasilkan dari inovasi yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Jawa Timur, yakni dengan program 'Timbangan Tebu' (Integrasi Ketersediaan Bahan Baku dan Manajemen Tebang Angkut Berdasarkan Klaster PG Berbasis Tebu).