“Politik itu soal sinyal. Kalau tidak ada apa-apa, ngapain diumumkan? Ini sinyal yang jelas bahwa ada sesuatu yang dibicarakan,” ujar Pengamat komunikasi politik Hendri itu.
Hensa menekankan, deal politik tak melulu soal menambah kekuasaan. Bisa saja, kesepakatan itu terkait menjaga posisi yang sudah dimiliki tokoh-tokoh PDIP saat ini.
“Misalnya Puan tetap Ketua DPR, atau Mas Pram tetap Gubernur. Itu juga bagian dari menjaga kenikmatan yang sudah ada,” jelasnya.
Terkait posisi PDIP yang menyatakan tetap menjadi oposisi, Hensa menilai hal itu tidak bertentangan dengan kemungkinan adanya deal.