Berita

Presiden Prabowo Siap Temui Mahasiswa Penggerak Aksi 'Indonesia Gelap'

Presiden Prabowo Siap Temui Mahasiswa Penggerak Aksi 'Indonesia Gelap'
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keinginannya untuk berdialog dengan tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang menyuarakan isu 'Indonesia Gelap'. (dok klik24.news)

JAKARTA, PustakaJC.co - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keinginannya untuk berdialog dengan tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang menyuarakan isu 'Indonesia Gelap'. Isu ini sebelumnya digaungkan oleh elemen mahasiswa dalam unjuk rasa yang digelar di berbagai kota pada Februari 2025 lalu.

 

“Kalau memang Indonesia gelap, mari kita kerja supaya Indonesia tidak gelap,” kata Prabowo dalam wawancara bersama tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor. Prabowo menyarankan dialog dilakukan secara tertutup demi kenyamanan bersama. Dilansir dari surabayapagi.com Selasa, (8/4/2025).

 

Aksi bertajuk ‘Indonesia Gelap’ yang diinisiasi oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain:

  • Pencabutan Inpres Nomor 1 Tahun 2025
  • Transparansi status pembangunan
  • Evaluasi program Makan Bergizi Gratis
  • Penolakan revisi UU Minerba
  • Penolakan dwifungsi militer
  • Pengesahan RUU Perampasan Aset
  • Tuntutan hukum terhadap mantan Presiden Jokowi

Ketua BEM UI, Iqbal Chiesa, menilai berbagai kebijakan pemerintah saat ini tidak berpihak pada rakyat kecil.

 

“Kami mahasiswa UI merasa resah. Terlalu banyak kebijakan yang dibentuk secara ugal-ugalan,” ujarn ketua BEM itu melalui unggahan video pada 15 Februari 2025.

 

Di sisi lain, beberapa tokoh menyampaikan respons positif maupun penyeimbang. Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, menyebut tidak semua kebijakan pemerintah patut dikritik.

 

“Banyak juga yang terang dan perlu dihormati. Program Makan Bergizi Gratis itu baik. Efisiensi anggaran juga langkah yang sudah lama dibutuhkan,” kata Mahfud di Yogyakarta.

Mantan Menko itu juga menambahkan, langkah efisiensi penting untuk memperbaiki tata kelola keuangan negara, namun tetap perlu dilakukan secara selektif agar tidak berdampak pada sektor krusial.

 

Ahli hukum tata negara, Bivitri Susanti, yang turut hadir dalam aksi, mengatakan bahwa yang dibutuhkan bukan hanya janji, tetapi perubahan dalam cara membentuk kebijakan.

 

“Pertemuan itu baik, tetapi perubahannya harus fundamental,” ujarnya.

Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, terutama melalui program makan bergizi gratis bagi anak-anak yang mengalami stunting.

 

“Kalau saya mau kasih makan ke anak yang lapar, what is wrong with that?” ujarnya.

 

Prabowo menuturkan, saat kunjungan ke desa-desa ia menjumpai banyak anak usia 10 tahun yang secara fisik tampak seperti anak berusia 5 tahun.

 

“Kita ini sekian puluh persen stunting. Kita harus hadapi bersama dengan kerukunan,” tutup Presiden RI. (Ivan)

 

 

 

Baca Juga : Kominfo Jatim Gelar Forum Bahas Rencana Kerja 2026
Bagikan :