JAKARTA, PustakaJC.co - Presiden Prabowo tak mau ambil risiko. Tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diteken Trump dinilai bisa pukul industri RI. Ia langsung instruksikan surat resmi dikirim ke Washington sebelum 9 April 2025.
Langkah cepat pemerintah ini menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor bagi sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Prabowo telah meminta agar surat resmi segera dikirim ke pemerintahan AS. Dilansir dari Kompas.com Minggu, (6/4/2025).
“Bapak Presiden minta kita bersurat sebelum tanggal 9 April 2025. Tim teknis terus bekerja dalam payung deregulasi agar kebijakan ini bisa merespons hasil Sidang Kabinet bulan Maret lalu,” ujar Airlangga dalam pernyataan resminya, Minggu, (6/4/2025).
Airlangga juga menegaskan, pemerintah tidak tinggal diam. Senin (7/4/2025) besok, seluruh asosiasi industri nasional akan diundang untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait ancaman tarif tersebut.
“Seluruh industrinya akan kita undang untuk mendapatkan masukan, terutama dari sektor ekspor padat karya. Ini penting agar kebijakan yang kita ambil betul-betul berpihak,” lanjut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Pemerintah memastikan tidak akan mengambil langkah retaliasi atau balas dendam ekonomi. Sebaliknya, Indonesia tetap memilih jalur diplomasi dan negosiasi.
“Kita tidak retaliasi. Kita tetap tempuh diplomasi dan negosiasi, karena kita ingin solusi yang saling menguntungkan,” jelas Airlangga.
Selain menyikapi tekanan dari AS, Indonesia juga mulai mengincar pasar alternatif, termasuk Eropa yang disebut sebagai pasar terbesar kedua setelah Tiongkok dan Amerika Serikat.
“Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar,” tambah Menteri itu.
Langkah Prabowo ini menunjukkan bahwa pemerintah tak mau tinggal diam menghadapi tekanan global. Dengan strategi cepat dan koordinasi lintas sektor, Indonesia berusaha memastikan industri dalam negeri tetap aman, kompetitif, dan punya pasar yang kuat. (Ivan)