SURABAYA, PustakaJC.co - Penghentian mendadak program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sumenep, Jawa Timur, yang baru berjalan satu bulan, telah menimbulkan kekhawatiran luas. Rasiyo, seorang politisi, mengungkapkan keprihatinannya atas kebijakan ini dan mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah-langkah perbaikan.
“Kenapa harus dihentikan? Apalagi ini program prioritas ASTA CITA pemerintah Prabowo,” ujar Rasiyo dalam wawancara eksklusif dengan PustakaJC.co, Selasa (18/02/25) .
Salah satu faktor utama yang diduga menjadi penyebab penghentian program ini adalah masalah anggaran dan manajemen program.
Selain itu, kurangnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat juga bisa menjadi kendala. Menurut Rasiyo, untuk mencegah kejadian serupa di daerah lain, pada saat evaluasi anggaran ke Kementerian Dalam Negeri, perlu ada kepastian mengenai sumber pendanaan program ini.
“Pada saat evaluasi anggaran ke Mendagri, bisa ditanyakan kepastian dari anggaran MBG ini, apakah ditanggung pusat atau daerah,” katanya.
Sebagai langkah mengatasi dampak penghentian MBG di Sumenep, Rasiyo meminta pemerintah daerah untuk mengevaluasi kembali APBD-nya.
“Mohon pemerintah daerah melihat kembali APBD-nya, khususnya pemerintah yang baru (Bupati terpilih). Sekarang, MBG ini harus menjadi program prioritas. Saya yakin pada saat Retreat di Magelang nanti, pasti menjadi materi yang akan disampaikan oleh Presiden,” pungkasnya.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebab penghentian program ini, diharapkan ada solusi yang lebih baik agar program MBG tetap berjalan demi kepentingan anak-anak dan pendidikan di Sumenep. (nov)
