Berita

BPBD Jatim Siap Siaga Tangani Bencana Angin Kencang Pasuruan

BPBD Jatim Siap Siaga Tangani Bencana Angin Kencang Pasuruan
dok kominfo pasuruan

Berita ini disuport oleh BPBD Jatim

 

SURABAYA, PustakaJC.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) siap siaga menangani bencana angin kencang yang kembali melanda Pasuruan, Senin, (10/2). Berdasar data BPBD, angin kencang ini telah melanda Pasuruan dan sekitarnya pada Sabtu, (8/2/2025) lalu.

 

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan angin kencang kembali menerjang Kabupaten Pasuruan pada Minggu (9/2/2025) petang. Sebanyak 13 rumah dan bangunan rusak di Kecamatan Bangil, Beji, juga Kejayan.

 

"Tidak ada korban jiwa atau luka dari kedua peristiwa itu," terang Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, mendampingi Gatot saat memberikan keterangan terkait bencana angin kencang Pasuruan, Senin, (10/2/2025).

 

Saat ini, BPBD tengah melakukan asesmen untuk memastikan total kerusakan, karena jumlah rumah yang rusak mungkin bertambah. Termasuk, untuk mengetahui berapa rumah rusak ringan, sedang dan berat.

 

"Selain itu, ada belasan pohon tumbang di sejumlah kecamatan. Tim Reaksi Cepat (TRC) langsung ke lokasi melakukan evakuasi pohon tumbang," jelas Satriyo.

 

Data BPBD menyebut ada 56 rumah rusak di Kecamatan Rembang, Wonorejo, Purwosari, Sukorejo, Prigen, Purwodadi, Wonorejo dan Rejoso akibat bencana angin kencang yang terjadi sebelumnya pada Sabtu, (8/2).

 

Satriyo mengatakan, pihaknya memberikan bantuan kedaruratan. Mulai dari terpal, matras, family kit serta makanan siap saji kepada warga terdampak.

 

“Bantuan diberikan secara simbolis dari BPBD Jatim kepada BPBD Kabupaten Pasuruan bersamaan dengan penerjunan TRC ke lokasi bencana,” katanya.

 

Di sisi lain, BPBD Jatim juga turut berkolaborasi dengan BMKG untuk memantau dan menginformasikan potensi bencana melalui peringatan dini yang diteruskan ke seluruh wilayah kabupaten hingga ke tingkat kecamatan.

 

“Daerah seperti Pasuruan dan Sidoarjo lebih rawan angin kencang dan banjir. Masalahnya, banyak saluran air yang tersumbat enceng gondok, sehingga pembersihan saluran menjadi perhatian utama,” tambah Satriyo.

 

Dalam situasi darurat, BPBD Jatim juga memastikan distribusi logistik dan peralatan bencana dapat berjalan dengan lancar, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Satriyo menegaskan bahwa logistik sudah didorong ke kabupaten/kota untuk mempermudah akses masyarakat jika terjadi bencana.

 

Pihaknya juga memastikan telah menggiatkan sosialisasi serta simulai di kawasan yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi. Baik melalui siaran maupun edukasi langsung di lapangan seperti di desa tangguh bencana. Karena menurutnya, yang paling penting sebetulnya justru kesadaran masyarakatnya.

 

“Kita masih berusaha untuk bisa meningkatkan kepedulian masyarakat terkait dengan kewaspadaan bencana ya, dan beberapa kegiatan ketika kita melaksanakan pembersihan-permbersihan sungai, kami selalu melibatkan masyarakat agar mereka juga sadar dan peduli sehingga tidak hanya tanggung jawab kita saja,” pungkasnya.

 

Sementara itu, BMKG memberikan peringatan potensi peningkatan kecepatan angin dan cuaca ekstrem yang diprediksi melanda sejumlah wilayah Jawa Timur pada 7 hingga 16 Februari 2025. Hal ini bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

 

Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan, ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya hal ini. Seperti kondisi atmosfer Jatim yang labil dan sejumlah wilayah yang telah memasuki puncak musim hujan.

 

Peningkatan kecepatan angin sendiri diprediksi terjadi pada 7-9 Februari 2025.

 

BMKG Juanda pun mengimbau masyarakat senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Termasuk hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.

 

Adapun wilayah yang diperkirakan terdampak potensi cuaca ekstrem ini antara lain Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Lamongan.

 

Lalu, Kabupaten dan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten dan Kota Probolinggo, serta Kabupaten Situbondo.

 

Kemudian, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Jombang, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Banyuwangi.

 

Terakhir, di Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, serta Kabupaten Lumajang.

 

"Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI," pungkas Taufiq. (int)

Baca Juga : Jember Bentuk Tim PEKAT dan Siapkan Stabilitas Harga Jelang Ramadan
Bagikan :